Sesungguhnya kerasnya hati – semoga Allah melindungi kita darinya - mempunyai sebab-sebab, dampak serta penyembuh. Semua hal tersebut terdapat keterangannya di dalam Kitaabullah dan Sunnah Rasulullah.
Sebab-sebab kerasnya hati
Diantara penyebab kerasnya hati adalah sebagai berikut:
1. Dosa dan maksiat
Sesungguhnya dosa dan maksiat merupakan penyebab terbesar dari kerasnya hati. Setiap kali dosa dan maksiat seseorang bertambah, ketika itu pula bertambah keras hatinya. Dan setiap kali dosa dan maksiat tersebut semakin sedikit, maka ketika itu pula berkurang kerasnya hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (QS.Al-Muthaffifiin: 14)
فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً ۖ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya.” (QS.Al-Maaidah: 13)
Ayat ini turun mengenai sifat bangsa Yahudi. Mengapa hati mereka menjadi keras? Disebabkan pelanggaran mereka terhadap janji Allah. Dan pelanggaran terhadap janji ini mencakup seluruh perbuatan dosa dan maksiat. Hal ini dikarenakan jika seorang hamba telah mengucapkan kalimat syahaadat, maka ia telah memberikan janji kepada Allah untuk menta’atiNya dan tidak mendurhakaiNya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati bangsa Yahudi melalui firmanNya:
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَ*ٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (QS.Al-Baqarah: 74)
2. Meninggalkan perkara-perkara sunnah
Diantara perkara penting yang dapat menyebabkan kerasnya hati seseorang adalah meninggalkan perkara-perkara sunnah, mustahab, atau nafilah yang biasa ia lakukan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda:
إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِي وَإِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Sesungguhnya ada kalanya timbul perasaan dalam hatiku, dan aku beristighfar kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.”
Ulama mengatakan bahwa ghain merupakan kegundahan dalam hati yang disebabkan meninggalkan sesuatu dari perkara-perkara sunnah/mustahab.
3. Mendengarkan nyanyian dan musik
Mendengarkan nyanyian, alat musik dan alat permainan dapat mengeraskan hati. Berkata Abdullah bin Mas’ud mengenai masalah ini:
الغناء ينبت النفاق في القلب ، كما ينبت الماء الزرع
“Nyanyian menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.”
4. Memperbanyak perkataan dalam hal selain dzikir kepada Allah
Pada dasarnya merupakan hal yang mubah bagi seseorang untuk berkata mengenai urusan-urusan kehidupannya, mata pencahariannya dan sebagainya dari urusan dunia. Akan tetapi, tidaklah pantas bagi seseorang untuk memperbanyak obrolan mengenai hal tersebut. Jika perkataan seseorang didominasi dengan perkara dunia dan sedikit keluar daripadanya dzikir kepada Allah maka hal ini dapat membawa pada kerasnya hati. Tidak mengapa baginya untuk berbicara mengenai hal hal duniawi namun hendaklah di imbangi pula dengan memperbanyak dzikir. Mengenai hal ini terdapat sebuah hadits dari Abdullah bin Umar yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي
“Janganlah lah kalian memperbanyak perkataan selain dzikir kepada Allah. Karena sesungguhnya banyak berkata selain dzikir kepada Allah merupakan penyebab kerasnya hati dan sesungguhnya hamba yang paling jauh dari Allah adalah hamba yang memiliki hati yang keras.”
Di dalam kitab Al-Muwaththo, Imam Malik meriwayatkan perkataan Isa عليه السلام:
لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَتَقْسُوَ قُلُوبُكُمْ فَإِنَّ الْقَلْبَ الْقَاسِيَ بَعِيدٌ مِنْ اللَّهِ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ وَلَا تَنْظُرُوا فِي ذُنُوبِ النَّاسِ كَأَنَّكُمْ أَرْبَابٌ وَانْظُرُوا فِي ذُنُوبِكُمْ كَأَنَّكُمْ عَبِيدٌ فَإِنَّمَا النَّاسُ مُبْتَلًى وَمُعَافًى فَارْحَمُوا أَهْلَ الْبَلَاءِ وَاحْمَدُوا اللَّهَ عَلَى الْعَافِيَةِ
“Janganlah kalian memperbanyak ucapan selain dzikir kepada Allah hingga menyebabkan kerasnya hati-hati kalian. Sesungguhnya hati yang keras itu sangatlah jauh dari Allah, akan tetapi kalian tidak mengetahuinya. Janganlah kalian melihat kepada kesalahan manusia seolah-olah kalian adalah Tuhan. Dan lihatlah kepada dosa-dosa kalian seolah-olah kalian adalah hamba. Sebagian manusia ada yang diuji dengan kesalahan dan sebagian lainnya dilindungi dari kesalahan. Maka kasihanilah orang yang tertimpa ujian dan pujilah Allah atas perlindunganNya .”
5. Terlalu banyak bercanda dan tertawa
Bercanda dan tertawa pada asalnya merupakan perkara yang dibolehkan. Rasulullah صلى الله عليه و سلم juga terkadang bercanda dan tertawa. Namun terlalu banyak melakukan perbuatan ini dapat menumbuhkan kekerasan hati. Terdapat riwayat di dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah mengenai sebab turunnya firman Allah:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Bahwa ayat ini turun ketika mulai tampak pada sahabat nabi banyaknya canda serta tawa.
حدثنا محمد بن عبد الله الاسدي قال حدثنا عبد العزيز بن أبي رواد أن أصحاب النبي (ص) ظهر فيهم المزاح والضحك ، فأنزل الله تعالى : * (ألم يأن للذين آمنوا أن تخشع قلوبهم لذكر الله) * إلى آخر الآية
6. Jauhnya dari majelis ilmu
Hal ini karena di dalam majelis ilmu terdapat hal-hal yang dapat melembutkan hati seperti nasehat, dzikrullah, janji berupa pahala dibalik ketaatan serta peringatan akan azab jika dibalik kedurhakaan.
Dampak kerasnya hati
Dampak yang paling besar dari kerasnya hati adalah hilangnya rasa kasih sayang dan kelembutan dari dalam hati. Terdapat sebuah hadits di kitab Shahih Bukhari sebagai berikut:
قَبَّلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ وَعِنْدَهُ الْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِيُّ جَالِسًا فَقَالَ الْأَقْرَعُ إِنَّ لِي عَشَرَةً مِنْ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ
Pada suatu saat, Rasulullah mencium al-Hasan bin Ali dan di sana ada Aqra’ bin Haabis At-Tamimi yang sedang duduk. Kemudian dia berkata (yaitu Aqra’): “Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak dan aku tidak pernah mencium salah seorangpun diantara mereka”. Lalu Rasulullah memandang ke arahnya dan berkata: “Siapa yang tidak menyayangi maka ia pun tidak disayangi.”
Didalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Orang-orang yang memiliki kasih sayang maka akan menyayangi mereka pula Ar-Rahmaan. Sayangilah yang ada di bumi maka kalian akan disayangi oleh yang ada di langit.”
Penyembuh kerasnya hati
Diantara hal yang dapat menyembuhkan kerasnya hati adalah perkara-perkara berikut:
1. Menjauhi penyebab-penyebab kerasnya hati seperti yang telah kita sebutkan sebelumnya
2. Mendengarkan nasehat-nasehat dan dzikrullah
Yaitu hendaklah seseorang menyediakan waktu tertentu baginya untuk mendengarkan ilmu, nasehat, dan dzikir. Baik dengan pergi ke mesjid untuk menghadiri majelis-majelis ilmu yang terdapat didalamnya peringatan serta nasehat. Atau bisa dilakukan dengan mendengarkan rekaman-rekaman kaset berisi pengajian dan bisa pula dengan mengunjungi web site islami yang menyediakan rekaman pengajian. Sesungguhnya nasehat itu dapat melembutkan hati sebagaimana yang terdapat dalam hadits Irbadh bin Saariyah:
وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ
“Rasulullah menasehati kami dengan sebuah nasehat yang membuat air mata kami mengalir dan hati kami bergetar.”
Dari hadits diatas dapat kita pahami bahwa nasehat dapat melunakkan hati. Apalagi jika nasehat tersebut ditambah dengan baik dan jujurnya niat si pemberi nasehat, maka hal ini akan menambah mudahnya nasehat tersebut diterima oleh hati.
3. Tilawah dan tadabbur Al-Quran
Al-Quran merupakan penghubung antara hamba dengan Rabb-nya. Maka sepantasnya bagi seorang hamba untuk membaca serta mentadabburi Al-Quran. Kealpaan seseorang dari mentadabburi Al-Quran akan membawa kepada tertutup dan terkuncinya hati sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?.” (QS.Muhammad:24)
Hati yang tidak mentadabburi Al-Quran serta tidak menelaah makna-makna ayat yang terkandung di dalamnya merupakan hati-hati yang terkunci. Tadabbur Al-Quranlah yang dapat membuka kunci-kunci pada hati serta melembutkannya
4. Memperbanyak Dzikrullah
Dzikir merupakan santapan hati yang dapat membawa ketentraman dan kelembutan pada hati. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. “ (QS.Ar-Ra’d:28)
5. Bergaul dengan orang-orang yang lemah dan miskin serta menjauhkan diri dari orang-orang yang keras hatinya, takabbur dan ahli dunia
Ini merupakan penyembuh kerasnya hati yang dianjurkan Rasullulah صلى الله عليه و سلم sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagai berikut:
أَنَّ رَجُلًا شَكَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ لَهُ إِنْ أَرَدْتَ تَلْيِينَ قَلْبِكَ فَأَطْعِمْ الْمِسْكِينَ وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ
Seseorang datang menemui Rasullah - صلى الله عليه و سلم -sambil mengadu mengenai kerasnya hatinya. Maka Rasulullah berkata padanya: “Jika engkau ingin melembutkan hatimu maka berilah makan orang-orang miskin dan belailah kepala anak-anak yatim.”
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasullullah - صلى الله عليه و سلم- bersabda:
السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأَحْسِبُهُ قَالَ وَكَالْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ
“Orang yang membantu para janda dan orang miskin adalah seperti orang yang sedang berjihad di jalan Allah.Berkata Abu Hurairah: Aku menyangka beliau –صلى الله عليه و سلم - berkata: Dan seperti orang yang sholat malam tanpa berhenti dan seperti orang yang berpuasa tanpa berbuka”
Demikianlah jalan-jalan penyembuhan dari kerasnya hati yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah melindungi kita dari kerasnya hati.
1Diringkas dari ceramah berjudul قسوة القلوب (Kerasnya Hati-Hati) yang disampaikan syeikh Walid bin Idrees.
Link:http://islamway.com/?iw_s=Lesson&iw_...lesson_id=9886
Tidak ada komentar:
Posting Komentar